Tuesday, February 19, 2013

16 Mitos / Anggapan Yang Salah Tentang Kelinci, Cara Memelihara dan Makanannya

Ada beberapa informasi atau anggapan yang salah tentang kelinci dan cara merawat / memeliharanya sehingga layak disebut dengan mitos. Mitos dan pengetahuan yang salah tersebut sering diperoleh peternak atau para pemelihara pemula baik dari berbagai sumber di internet maupun dari penjual kelinci.
Beberapa mitos, informasi, dan anggapan yang salah tentang kelinci dan cara memeliharanya adalah sebagai berikut.
  • Kelinci termasuk hewan pengerat, dan sebangsa dengan tikus dan hamster.
Kenyataannya : kelinci tidak sebangsa dengan hewan pengerat seperti tikus, hamster dan lain-lain. Dalam biologi, hewan pengerat secara taksonomi / klasifikasi masuk ke dalam ordo rodentia dan family muridae dimana memiliki gigi depan 2 di atas. Berbeda dengan kelinci yang secara klasifikasi termasuk ordo Lagomorpha dan family Leporidae dengan jumlah gigi 4 yaitu 2 gigi di atas, dan 2 gigi di bawah. Kelinci termasuk bangsa hewan tua yang hidup di bumi (lebih dari 2000 tahun yang lalu).
  • Kelinci haram dimakan menurut hukum Islam.
Kenyataannya : Daging kelinci termasuk baik dan halal, dan para ulama telah sepakat dengan kehalalannya. Di antara dalilnya adalah hadis diriwayatkan oleh Bukhari : “Dari Anas bin Malik berkata: Kami mengejar seekor arnab (kelinci) di Marri Azh Zhahran (ia lari). Orang-orang berusaha keras (menangkapnya) dan akhirnya merasa letih. Sementara kemudian aku mampu mengejar dan menangkapnya. Aku menghampiri Abu Thalhah dan ia menyembelihnya. Kemudian ia membawakan Rasulullah dengan paha depan dan paha bagian belakangnya dan beliau menerimanya.” Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri menuangkan ketetapan halalnya memakan daging kelinci pada tanggal 17 Jumadil Awal 1403 H (bulan Maret 1983).
  • Kelinci tak perlu diberi air minum karena bisa diperoleh kelinci dari sayur-sayuran atau rumput yang juga mengandung air; malahan memberi air minum khusus bisa membuat kelinci mencret, terutama anak-anak kelinci.
Kenyataannya : air minum sama sekali bukanlah penyebab mencret bagi kelinci, malahan sebagaimana makhluk hidup lainnya kelinci butuh air minum yang cukup dan banyak. Apalagi kalau kelinci hanya diberi makanan konsentrat atau pelet, maka kebutuhannya akan air minum makin meningkat. Cuaca yang panas juga bisa menimbulkan dehidrasi kelinci; untuk itu kelinci pun butuh minum. Dalam jangka panjang, kelinci yang tak diberi air minum sama sekali tak akan hidup lama dibandingkan kelinci yang kebutuhan air minumnya dipenuhi, dan bisa menderita penyakit ginjal kelinci.
  • Makanan utama kelinci adalah wortel.
Kenyataannya : Wortel bukanlah makanan utama kelinci, malahan wortel hanya makanan selingan / tambahan vitamin yang cukup diberikan beberapa hari sekali. Kelinci yang hanya memakan wortel muncul kemungkinan dari buku cerita, komik, atau kartun sehingga dianggap sebagai sebuah fakta. Padahal terlalu banyak wortel dalam sehari malah bisa berdampak negatif bagi kelinci (1 batang wortel besar sehari sudah termasuk jumlah yang relatif banyak bagi kelinci).
  • Kangkung baik bagi kelinci.
Kenyataannya : Kangkung walaupun disenangi, tapi tak baik sebagai makanan kelinci karena kandungan gasnya yang tinggi yang memudahkan kelinci menderita gangguan pencernaan (kembung). Yang paling aman dan baik sebagai makanan kelinci adalah dari jenis rumput-rumputan yang disertai dengan pelet khusus kelinci.
  • Kelinci baik diberikan pada anak-anak untuk mainan.
Kenyataannya : Kelinci benci dengan anak-anak dikarenakan anak-anak suka mengejar-ngejar, mengangkat-angkat, berteriak, dan melakukan hal-hal lain yang tak disukai kelinci yang bisa membuat kelinci menjadi stres. Kelinci tak suka digendong, dikejar-kejar, dan mendengar suara asing yang gaduh dan bising. Untuk anak-anak, jangan berikan kelinci hidup, tapi cukup boneka atau mainan kelinci.
  • Memelihara kelinci susah karena mudah mati.
Kenyataannya : Memelihara kelinci tidaklah sesusah dan serumit yang dikira jika mengetahui ilmu dan triknya. Kelinci juga tidak mudah mati sebagaimana yang dipahami sebagian orang. Tingkat kematian yang tinggi pada kelinci yang terjadi karena kurangnya pengetahuan memelihara kelinci, dan kurang telaten dalam merawat kelinci, termasuk menjaga makanan, menjauhinya dari kelembapan, cuaca buruk, kebersihan kandang, dsb. Penyakit pada kelinci mudah diobati jika cepat ditindaklanjuti. Tapi pada intinya jika kelinci bahagia / senang maka ia akan susah sakit; tapi jika kelinci merasa tak nyaman atau stres maka ia akan mudah terserang penyakit. Banyak juga kejadian dimana kelinci yang baru beberapa hari dibeli menjadi sakit lalu mendadak mati. Hal ini terjadi karena pembeli membeli kelinci yang terlalu muda yang seharusnya masih dalam masa menyusui (kurang dari 2 bulan). Sayangnya kelinci yang seperti inilah yang lebih banyak dijual pedagang kelinci di pinggir jalan atau toko hewan, dan para pembeli tertarik karena melihat kelinci-kelinci kecil yang terlihat lucu dan imut.
  • Kelinci yang baru melahirkan terlihat mengacuhkan dan tak mau menyusui anaknya atau kelinci suka memakan anaknya yang baru lahir.
Kenyataannya : Kelinci yang dirawat dengan benar selama hamil, beranak, dan menyusui pasti akan menyusui anaknya (walau tak terlihat begitu karena kelinci cukup sekali menyusui anaknya dalam sehari), dan kelinci juga tak akan memakan anaknya. Lengkapnya baca pertumbuhan kelinci dan cara mengawinkan, perawatan kelinci hamil, dan persiapan beranak.
Demikianlah beberapa mitos, informasi atau anggapan yang salah tentang kelinci, cara memelihara dan jenis makanannya (daftarnya akan ditambah di kemudian hari), semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment